Panti Asuhan dan Masalah Anak Jalan

Panti asuhan dan masalah anak jalanan menjadi dua hal yang sangat erat. Sekarang telah banyak panti asuhan yang tidak hanya menampung anak yatim piatu, tapi juga anak dari keluarga tak mampu. Hal ini semestinya bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi jumlah anak jalanan.

Namun, kenyataan yang ada di lapangan justru anak-anak usia sekolah yang mengamen, mengemis, dan bekerja di jalanan saat jam sekolah nyaris tak berkurang, bahkan mungkin semakin banyak. Mengapa demikian?

Sebenarnya ada banyak faktor yang mempengaruhi persoalan panti asuhan dan masalah anak jalanan ini. Berikut analisa pendek penulis tentang mengapa hingga panti asuhan belum bisa menjadi jawaban untuk mengatasi makin banyaknya anak jalanan? Tulisan ini penulis dasarkan dari pengalaman pribadi penulis berkunjung ke beberapa panti asuhan dan komunikasi dengan beberapa anak jalanan dan orang tua anak jalanan yang ada di kawasan Pasar Johar Semarang.
Penulis bersama kawan-kawan mengadakan acara Lebaran Peduli Anak Jalanan 4 di kawasan Pasar Johar Semarang.

Masalah Panti Asuhan

Masalah utama yang banyak dihadapi panti asuhan adalah keterbatasan dana. Panti asuhan yang tidak sedikit dikelola oleh perorangan akan menghadapi masalah besar terutama dalam hal pendanaan. Mau tidak mau pengelola panti asuhan harus pontang-panting sendiri (bersama segelintir pengurus) untuk mencari donatur dan sumbangan warga, yang tegolong sangat jarang. Akibat lemahnya pendanaan semacam ini adalah keterbatasan daya tampung untuk penghuninya. Hal ini yang banyak menjadi keluhan para pengurus dan pengelola panti asuhan.

Masalah Anak Jalanan

Masalah anak jalanan seperti menjadi sebuah lingkaran setan yang sangat sulit untuk dipecahkan. Untuk menghadapi anak jalanan ternyata tak sama dengan menghadapi anak-anak lainnya. Mereka telah terbiasa hidup di lingkungan yang keras, sehingga pola hidup, pola fikir, dan pola perilaku mereka juga menjadi keras.
Tidak sedikit diantara mereka yang telah merasakan ditampung di berbagai panti asuhan, atau rumah singgah, namun banyak yang kembali ke jalan dan hidup tanpa mengenyam pendidikan formal ataupun non formal.

Mereka yang telah merasakan bekerja dan bisa menikmati hasil jerih payahnya sendiri dari jalanan, biasanya enggan untuk meninggalkannya. Jadi, terkadang di jalanan bukan lagi menjadi kebutuhan, namun kebiasaan yang sulit untuk ditinggalkan.

Pemerintah, Panti Asuhan dan Masalah Anak Jalanan

Undang-undang Dasar 1945 telah mengamanatkan kepada pemerintah untuk memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar (Lihat UUD 1945 Pasal 34 Ayat 1). Hal ini telah dilaksanakan oleh pemerintah degan memberikan subsidi terhadap yayasan dan panti asuhan. Sementara dari banyak artikel dan berita yang penulis baca, banyaknya kebocoran dan minimnya anggaran dana subsidi tersebut menjadi masalah tersendiri bagi panti asuhan, karena belum bisa menjadi jawaban bagi panti asuhan untuk masalah minimnya dana.

Bila pemerintah bisa menjalin kerjasama lebih baik lagi degan panti asuhan, bisa jadi panti asuhan nantinya akan dapat menjadi jawaban atas masalah anak jalanan di negeri ini.


Dapatkan informasi seputar panti asuhan, yayasan yatim piatu dan zakat di infoZakat.com .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingin Untung Main Bola Online Di Sbobet? Jangan Salah Pilih Agen Bola!

VIAR Motor Indonesia - Leading Brand Otomotif Indonesia

Ban Terbaik di Indonesia GT Radial